AndreFoto™

Daftar ISI

  •   Mary Belajar

  • Saturday 21 May 2011

    IP Address


    Pendahuluan

    Dalam mendesain sebuah jaringan komputer yang terhubung ke internet, kita perlu menentukan IP address untuk tiap komputer dalam jaringan tersebut. Penentuan IP address ini termasuk bagian terpenting dalam pengambilan keputusan desain. Hal ini disebabkan oleh IP address (yang terdiri atas bilangan 32-bit ini) akan ditempatkan dalam header setiap paket data yang dikirim oleh komputer ke komputer lain,serta akan digunakan untuk menentukan rute yang harus dilalui oleh oleh paket data. Disamping itu sebuah sistem komunikasi dikatakan mendukung layanan komunikasi universal jika setiap komputer dapat berkomunikasi dengan setiap komputer yang lain. Untuk membuat sistem komunikasi kita universal, kita menerapkan metode pengalamatan komputer yang telah diterima diseluruh dunia.

     

    Dengan menetukan IP address, kita melakukan pemberian identitas yang universal bagi setiap interface komputer. Setiap komputer yang tersambung ke internet setidaknya harus memiliki sebuah IP address pada setiap interfacenya, misal ada sebuah card Ethernet dan sebuah interface serial.. Maka kita harus memberi dua IP address kepda komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya. Jadi, sebuah IP address sesungguhnya tidak merujuk ke sebuah komputer, tetapi ke sebuah interface.

     

    Konsep dasar pengalamatan di internet ialah awalan (prefix) pada IP address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan ke[pusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Misalnya, 16 bit pertama menandakan jaringan PT Jaya, 20 bit pertama menandakan jaringan pada kantor Administrasi perusahaan yang sama, 26 bit pertama menandakan segmen jaringan Ethernet pada kantor tersebut, dan keseluruhan 32 bit menandakan interface komputer tertentu pada jaringan Ethernet tersebut.

     

    Dengan demikian, kesalahan dalam mendesain  dapat menyebabkan sebuah komputer dapat dicapai oleh sebuah IP address, tetapi tidak dapat dicapai oleh IP address yang lain. Jalan keluar yang paling sederhana adalah dengan memilih interface yang paling bagus dan mengumumkan IP addressnya sebagai IP address primer komputer tersebut.

     

    Format IP address

    Bentuk biner

    IP address merupakan bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda pemisah berupa tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address adalah sebagai berikut.

    xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx   

    Setiap simbol “x” dapat digantikan oleh angka 0 dan I, misalnya sebagai berikut :

    10000100.1011100.1111001.00000001

     

    Bentuk dotted decinal

    Notasi IP address dengan bilangan biner seperti diatas tidaklah mudah dibaca. Untuk membuatnya lebih mudah dibaca dan ditulis, IP address sering ditulis sebagai 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik. Format penulisan seperti ini disebut “ dotted-decimal notation” (notasi desimal bertitik). Setiap bilangan desimal tersebut merupakan nilai dari satu oktet (delapan bit) IP address. Gambar  berikut memperlihatkan bagaimana sebuah IP address yang ditulis dengan notasi dotted-decimal:

     

    Kelas IP address dan Artinya

    `Jika dilihat dari bentuknya, IP address terdiri atas 4 buah bilangan biner 8 bit. Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit ialah 255 (=27+26+25+24+23+22+2+1). Karena IP address terdiri atas 4 buah bilangan 8 bit, maka jumlah Ip addresss yang tersedia ialah  255x255x255x255. IP address sebanyak ini harus dibagi bagikan ke seluruh pengguna jaringan  inmternet di seluruh dunia. Untuk mempermudah prtoses pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk  memudahkan pendistribusian pendaftaran IP address. Dengan memberikan sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP address) kepada ISP (Internet service Provider) di suatu area diasumsikan penanganan komunitas lokal tersebut akan lebih baik, dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP address ke otoritas pusat, yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA).

     

    IP address ini dikelompokkan dalam lima kelas: KelasA, KelasB, KelasC, KelasD, dan kelasE. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. KelasC dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing jaringan sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan musticast, dan kelas E untuk keperluan eksperimental.

     

    Network ID dan host ID

    Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal: network ID dan host ID dari suatu IP address. Setap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari network-ID (identitas jaringan) dan host-ID (identitas host dalam jaringan tersebut). Network-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkan host-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router, dan semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan tersebut. Dalam satu jaringan, host-ID ini harus unik(tidak boleh ada yang sama).

     

    Sedangkan dari sisi praktisnya, setiap IP address harus memiliki salah satu bentuk dari ketiga bentuk pertama pada Gambar :

     

    Kelas A

    Karakteristik:

    Format                        : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

    Bit pertama                : 0

    Panjang NetID           : 8 bit

    Panjang HostID         : 24 bit

    Byte Pertama            : 0- 127

    Jumlah                        : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)

    Range IP                    : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

    Jumlah IP                   : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A

    IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Bit pertama dari IP address kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga byte terdepan dari IP address kelas A selalu bernilai antara angka 0 sampai 127.

    Pada IP address kelas A, network ID ialah delapan bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah:

    Network ID = 113 Host ID = 46.5.6

    Sehingga IP address di atas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.

    Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.

     

    Kelas B

    Karakteristik:

    Format                        : 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh

    2 bit pertama : 10

    Panjang NetID           : 16 bit

    Panjang HostID         : 16 bit

    Byte pertama : 128- 191

    Jumlah                        : 16.384 Kelas B

    Range IP                    : 128.0.xxx.xxx. sampai 191.155.xxx.xxx

    Jumlah IP                   : 65.532 IP address pada tiap kelas B

     

    IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu di set 10 ( satu nol) sehingga byte terdepan dari IP address kelas B selalu bernilai antara 128 hingga 191.

    Pada IP address kelas B, network ID ialah enam belas bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address A, misalnya 132.92.121.1 ialah:

    Network ID = 132.92  Host ID = 121.1

    Sehingga IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92

    Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.

     

    Kelas C

    Karakteristik:

    Format                        : 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh

    3 bit pertama : 110

    Panjang NetID           : 24 bit

    Panjang HostID         : 8 bit

    Byte pertama : 192-223

    Kelas                          : 2.097.152 Kelas C

    Ruang IP                    : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx

    Jumlah IP                   : 254 IP address pada tiap Kelas C

     

    IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil (misalnya LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. Bersama 21 bit berikutnya, angka ini membentuk network ID 24 bit. Host-ID ialah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network  memiliki 256 IP address.

     

    Kelas D

    Karakteristik:

    Format                        : 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm

    4 bit pertama : 1110

    Bit multicast   : 28 bit

    Byte insial                  : 224-247

    Deskripsi                   : kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)

     

    IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.

     

    Kelas E

    Karakteristik:

    Format                        : 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr

    4 bit pertama : 1111

    Bit cadangan : 28 bit

    Byte inisial                 : 248-255

    Deskripsi                   : kelas E adalah ruang alamat yang di cadangkan untuk keperluan eksperimental

     

    IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini de set 1111.

    Selain network  ID, istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan  jaringan ialah Network Prifix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas  IP address digunakan tanda garis miring (slash) “I” yang diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit.

    Misalnya, ketika menuliskan network  Kelas A denganalokasi IP 12.xxx.xxx.xxx, network prefixnya dituliskan sebagai: 12/8. Angka delapan menunjukkan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix.

    Untuk menunjuk satu network kelas B 167.205.xxx.xxx, digunakan: 167.205/16. Angka 16 merupakan panjang bit untuk network prefix pada IP address kelas B.

     

    Pengalokasian IP Address

    Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address seefisien mungkin.

     

    Aturan dasar pemilihan  network ID dan host ID

    Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut ialah :

     

    Network ID tidak boleh sama dengan 127

    Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback. Loopback ialah IP address yang digunakan komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.

     

    Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)

    Seluruh bit dari network ID dan host ID tidak boleh semunya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat broadcast akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggotanetwork tersebut.

     

     

    Network ID dan host ID tidak boleh 0 (nol)

    Network ID dan host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network ialah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukkan suatu host.

     

    Host ID harus unik dalam satu network

    Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

     

    Contoh 1 : Pengalokasian IP Address

    Asumsikan kita diberi hak mengelola 3 IP address kelas C 202.46.1.xxx, 202.46.2.xxx dan 202.46.3.xxx. Sedangkan jaringan yang kita miliki ialah sebagai berikut:

     

    Menentukan network ID

    Network ID digunakan untuk menunjukkan host TCP/IP yang terletak pada network yang sama. Semua host pada satu jaringan harus memiliki network ID yang sama. Jika antara network dihubungkan oleh roter, network ID tambahan dibutuhkan untuk hubungan antar router tersebut.

    Pada gambar , terdapat tiga jaringan, yaitu jaringan A,B dan C. Jarinagan C merupakan penghubung antar jaringan A dan B. Masing- masing jaringan ini diberi network ID 202.46.1.xxx,   202.46.2.xxx, dan 202.46.3.xxx

     

    Menetukan host ID

    Host ID digunakan untuk mengidentifikasi suatu host dalam jaringan. Setiap interface harus memiliki host ID yang unik.

    Untuk masing-masing kelas IP address, didefinisikan host ID sebagai berikut

     

    Daftar host  ID

    Kelas IP Address

    Awal

    Akhir

    A

    xxx.0.0.1

    xxx.255.255.254

    B

    xxx.xxx.0.1

    xxx.xxx.255.254

    C

    xxx.xxx.xxx.1

    xxx.xxx.xxx.254

     

    Tabel di atas  menunjukkan host ID awal untuk IP address kelas A adalah 0.0.1 dan bukan 0.0.0. Host ID 0.0.0 ini digunakan untuk keperluan alamat network. Sebagai contoh, IP address 12.0.0.0 tidaklah menunjukkan host 0.0.0 pada jaringan 12, namun menunjukkan network 12/8 itu sendiri. Dengan kata lain, IP 12.0.0.0 digunakan sebagai alamat network.

     

    Pada tabel diatas juga ditunjukkan bahwa host ID terakhir pada suatu network kelas C ialah 254. Host ID 255 digunakan sebagai alamat broadcast. Jika suatu paket IP dikirimkan ke alamat ini, seluruh host dalam satu jaringan akan mendengarkan paket tersebut.

     

    Berdasarkan daftar diatas pula, untuk kelas C, host ID yang boleh dialokasikan adalah 1 hingga 254. Oleh karenanya masing-masing anggota jaringan kelas C pada gambar diatas diharuskan memilih salah satu dari 254 host ID di atas. Hasilnya terlihat pada gambar berikut.

     

     

    Subnetting

    Setiap organisasi yang terhubung ke Internet memperoleh sebuah network ID dari internic (http://www.internic.net). Network ID ini memiliki ukuran bermacam-macam, mulai dari kelas A, B, hingga kelas C.

     

    Network ID dengan  dengan ukuran tertentu ini jarang sekali langsung digunakan untuk membentuk satu jaringan. Biasanya sebuah organisasi memiliki lebih dari satu jaringan/LAN, yang masing-masing jumlah hostnya tidak sebesar jumlah maksimal host yang disediakan oleh satu kelas IP address.

     

    Ada beberapa alasan yang menyebabkan sebuah organisasi memerlukan lebih dari satu LAN agar dapat mencakup seluruh organisasi, yaitu:

    Teknologi yang berbeda: khususnya dalam sebuah lingkungan riset, yang tewrdapat beberapa LAN karena terdapat peralatan yang harus didukung oleh Ethernet, dan yang lain oleh jaringan token-ring.

     

    Keterbatasan teknologi: sebagian besar teknologi LAN memiliki batas kemampuan berdasarkan pada parameter elektrikal, jumlah host yang terhubung, dan panjang total dari kabel. Batas ini paling sering dicapai oleh faktor panjang kabel.

     

    Kongesti pada jarinagn : Sebuah LAN dengan 254 Host misalnya akan memiliki performasi yang kurang baik, dibandingkan dengan LAN berukuran kecil, jika teknologi yang digunakan ialah ethernet. Sekian banyak host yang menggunakan satu media bersama-sama untuk berbicara satu dengan lainnya akan membuat kesempatan akses masing-masing host terhadap jaringan menjadi kecil. Selain itu dalam sebuah LAN mungkin terdapat beberapa host yang memonopoli penggunaan bandwidth. Jalan keluar yang paling umum adalah memisahkannya kedalam sebuah kelompok kecil dan menempatkannya pada kabel yang terpisah.

     

    Hubungan point-to-point: karena jauhnya dua dua lokasi sebuah kampus, maka diperlukan teknologi LAN tertentu yang dapat mencakup “lokal area” ini. Biasanya digunakanlah hubungan point-to-point berkecepatan tinggi untuk menghubungkan beberapa LAN tersebut.

     

    Karena alasan alasan di atas, network ID yang dimiliki oleh suatu organisasi dipecah lagi menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil. Teknik ini dinamakan subnetting dan jaringannya dinamakan subnet (subnetwork)

     

    Subnetmask

    Subnetmask ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk:

    ·        Membedakan network ID dan host ID

    ·        Menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

     

    Tabel subnet mask untuk tiap kelas IP address

     

    Kelas A      11111111 . 00000000 . 00000000 . 00000000            255.0.0.0

    Kelas B      11111111 . 11111111 . 00000000 . 00000000            255.255.0.0

    Kelas C      11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000            255.255.255.0

     

    Pada subnet mask, seluruh bit yang berhubungan dengan network ID di set 1. Sedangkan bit yang berhubungan dengan host-ID di set 0. IP address kelas A misalnya, secara default memiliki subnet mask 255.0.0.0 yang menunjukkan batas antara network-ID dan host-ID IP address kelas A

     

    Subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jarinagan lokal, atau di jaringan luar. Hal ini diperlukan untuk operasi pengiriman paket IP. Dengan melakukan opearasi AND antara subnet mask dengan IP address asal dan IP address tujuan, serta membandingkan hasilnya, dapat diketahuai arah tujuan paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama, maka host tujuan terletak di jaringan lokal, dan paket IP dikirim langsung ke host tujuan. Jika hasilnya berbeda, host tujuan terletak di luar jaringan lokal, sehingga paketpun dikirim ke default router.

     

    Dalam subnetting, proses yang dilakukan  ialah memakai sebagian bit host ID untuk membentuk subnet-ID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk host-ID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnet-ID, jumlah subnet yang dapat dibentuk semakin banyak, namun jumlah dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut

     

    Network-ID

    Host-ID

     

     

     

     

    Network-ID

    Subnet-ID

    Host-ID

     

                Extended. Network. prefix

     

    Gambar Subnet-ID

     

    Dengan adanya subnet-ID ini, network prefix tidak lagi sama dengan network ID.Net prefix yang baru ialah network ID ditambah subnet-ID. Untuk membedakannya dengan network prefix lama, digunakan istilah extended network prefix.

    Sebagai contoh, IP address kelas B 132.92.121.1 secara default memiliki subnet mask 255.255.0.0. Dengan subnet mask ini, IP address di atas berarti host nomor 121.1 pada network 132.92/16.

     

    Jika alokasi kelas B 132.92.xxx.xxx ini ingin dibagi-bagi untuk digunakan pada jaringan jaringan kecil, subnet mask yang digunakan harus diubah.

     

    Misalnya kita ingin membagi alokasi kelas B di atas menjadi jaringan kecil kelas C (254 host ID). Cara menentukan subnet masknya ialah

    ·        Mengubah jumlah network yang dibutuhkan menjadi bilangan biner. Satu network kelas B dapat diubah menjadi 255 network kelas c. Angka 255 jika direpresentasikan dalam biner ialah 11111111.

    ·        Menghitung jumlah bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan angka tersebut. Untuk merepresentasikan angka 255 dalam biner dibutuhkan 8 bit. Bit sebanyak inilah yang dibutuhkan oleh subnet-ID. Jumlah bit host ID sekarang ialah jumlah bit host ID yang lama dikurangi bit yang diperlukan untuk subnet-ID. Jika dulunya IP kelas B memakai 16 bit untuk host-ID, sekarang hanya tersisa 8 bit saja.

    ·        Mengisi subnet-ID ini dengan bit 1. Sehinggga subnet mask yang baru yaitu:

    11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000

     

    132.92.121.1

     

    10000100

    01011100

    01111001

    00000001

    255.255.255.0

     

    11111111

    11111111

    11111111

    00000000

             AND

     

    132.92.121.0

     

    10000100

    01011100

    01111001

    00000000

     

     

    Net ID

     

    Subnet ID

    Host ID

     

    Dengan adanya subnet mask baru ini, IP address 132.92.121.1 dibaca sebagai

    Network ID                             = 132.92.121

    Host ID                                   = 1

    Dengan kata lain, 132.92.121.1 ialah host nomor 1, pada jaringan 132.92.121/24.

    Berkat subnet mask baru ini pula, satu jaringan kelas B ini akhirnya menjadi 256 jaringan baru: 132.92.0.xxx, 132.92.1.xxx, 132.92.2.xxx, hingga 132.92.255.xxx (biasa dituliskan sebagai 132.92.0/16, 132.92.1/16, 132.92.2/16 dan seterusnya).

    Dengan teknik diatas, Anda mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak network yang berukuran sama.

    Untuk memperjelas hal diatas, berikut ini diberikan beberapa contoh IP address beserta subnet mask dan artinya.

     Beberapa contoh subnet mask dan artinya

     

    IP

    Subnet Mask

    Network

    Broadcast

    Interpretasi

    Address

     

    Address

    Address

     

    44.132.1.20

    255.255.0.0

    44.132.0.0

    44.132.255.255

    Host 1.20 pada

     

    16 bit

    (kelas A)

     

    Subnet

     

     

     

     

    44.132.1.0

    44.132.1.20

    255.255.255.0

    44.132.1.0

    44.132.1.255

    Host 20 pada

     

    (24 bit)

    (kelas A)

     

    Subnet

     

     

     

     

    44.132.1.0

     

     

     

     

    Host 3 pada

    81.150.2.3

    255.255.255.0

    81.150.2.0

    81.50.2.255

    Subnet

     

    (24 bit)

    (kelas A)

     

    81.150.2.0

     

     

     

     

     

     

     

     

    Pengantar DNS (Domain Name System)




    Mari BeLajaR :
    1.1 Sejarah DNS
    Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini dikelola secara terpusat dan di setiap lokasi harus dicopy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada
    penambahan 1 komputer di jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi.

    Dengan makin meluasnya jaringan internet, hal ini makin merepotkan, akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan kelebihan unlimited database size, dan performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Sebagai contoh, www untuk penggunaan di Internet, lalu diketikkan nama domain, misalnya: yahoo.com maka akan di petakan ke sebuah IP mis 202.68.0.134.

    Jadi DNS dapat dianalogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon. Sama persis, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP address.

    1.2 Domain Name System (DNS)
    Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama
    komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address.

    Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet
    dimana DNS memiliki keunggulan seperti:
    1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
    2. Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.
    3. Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.

    1.3 Apa itu DNS?
    DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name.

    Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut
    berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.

    1.4 Struktur DNS
    Domain Name Space merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

    Root-Level Domains
    Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki disebut dengan root domain. Root domain di ekspresikan berdasarkan periode dimana lambang untuk root domain adalah (“.”).

    Top-Level Domains
    Pada bagian dibawah ini adalah contoh dari top-level domains:
    �� com Organisasi Komersial
    �� edu Institusi pendidikan atau universitas
    �� org Organisasi non-profit
    �� net Networks (backbone Internet)

    �� gov Organisasi pemerintah non militer
    �� mil Organisasi pemerintah militer
    �� num No telpon
    �� arpa Reverse DNS
    �� xx dua-huruf untuk kode negara (id:Indonesia,sg:singapura,au:australia,dll)

    Top-level domains dapat berisi second-level domains dan hosts.

    Second-Level Domains
    Second-level domains dapat berisi host dan domain lain, yang disebut dengan subdomain. Untuk contoh:
    Domain Bujangan, bujangan.com terdapat komputer (host) seperti server1.bujangan.com dan subdomain training.bujangan.com. Subdomain training.bujangan.com juga terdapat komputer (host) seperti client1.training.bujangan.com.

    Host Names
    Domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Sebagai contoh, jika terdapat fileserver1.detik.com, dimana fileserver1
    adalah host name dan detik.com adalah domain name.

    1.5 Bagaimana DNS itu bekerja?
    Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mencek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan.

    Proses tersebut disebut dengan Forward Lookup Query, yaitu permintaan dari client dengan cara
    memetakan nama komputer (host) ke IP address.



    1. Resolvers mengirimkan queries ke name server
    2. Name server mencek ke local database, atau menghubungi name server lainnya, jika ditemukan akan diberitahukan ke resolvers jika tidak akan mengirimkan failure message
    3. Resolvers menghubungi host yang dituju dengan menggunakan IP address yang diberikan name server

    Kesimpulan
    DNS adalah hasil pengembangan dari metode pencarian host name terhadap IP address di Internet. ada DNS client (resolver) mengirimkan queries ke Name Server (DNS). Name Server akan menerima permintaan dan memetakan nama komputer ke IP address Domain Name Space adalah pengelompokan
    secara hirarki yang terbagi atas root-level domains, top-level domains, second-level domains, dan host names.


    Local Are Network

    LOCAL AREA NETWORK

    Pengenalan Istilah

    Stand Alone adalah suatu istilah bagi keadaan komputer yang tidak terhubung dengan komputer lain. Sebaliknya, jika komputer Anda berhubungan dengan komputer dan peralatan-peralatan lain sehingga membentuk suatu grup, maka ini disebut sebagai network (jaringan). Sedangkan bagaimana antarkomputer tersebut berhubungan serta mengatur sumber-sumber yang ada, itulah yang disebut dengan networking (sistem jaringan).

    Bila suatu network berada dalam satu lokasi (misalkan dalam satu gedung) maka disebut sebagai Local Area Network (LAN). Bila antar-network saling berhubungan dari satu lokasi ke lokasi lain yang relatif jauh (misalkan antarkota), maka keadaan ini disebut Wide Area Network (WAN).

    Fungsi Jaringan

    Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan komputer merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan dan cenderung menjadi suatu keharusan. Interkoneksi antar komputer telah menambah fungsi lain darinya, tidak hanya sebagai pengolah dan penyimpan data, melainkan sebagai alat komunikasi dan resource & information sharing. Dalam suatu jaringan komputer kita bisa saling berbagi pemakaian sumber daya (resource), misalnya pemakaian printer bersama, CDROM, floppy disk, dsb. Selain itu, komputer dalam suatu jaringan dapat menjadi alat komunikasi dan information sharing yang efektif, misalnya dengan teleconference meeting, Internet, mailing list, dsb.

    Tipe Jaringan

    1. Jaringan Berbasis Server

    Jaringan ini biasa disebut Client-Server, ataupun pada Win NT disebut sebagai tipe Domain.

    Karakteristiknya sebagai berikut :

    · Semua workstation (node) pada jaringan ini dikelola oleh pengontrol Domain

    · Pada pengontrol domain inilah semua account user dikumpulkan dan disimpan di databasenya

    2. Jaringan Peer to Peer

    Karakteristiknya sebagai berikut :

    · Setiap PC dapat membuat account user serta berbagi sumber (sharing) sehingga masing-masing dapat bertindak sebagai client ataupun server

    · Tidak ada perbedaan sistem operasi antara PC yang berfungsi sebagai client maupun server

    Hardware Jaringan

    Untuk membuat suatu jaringan komputer, diperlukan perlengkapan sebagai berikut:

    · Minimal ada satu komputer yang berlaku sebagai server (pusat data)

    · Ada komputer workstation (tempat kerja)

    · Sistem operasi pendukung jaringan seperti Win NT, Netware, Linux ,dsb

    · Peripheral jaringan seperti Network Interface Card (NIC), hub, dll

    Network Interface Card

    Hub

    · Media penghubung antarkomputer seperti kabel, connector, terminator, dll










    Connector BNC dan RJ-45

    Macam-macam Kabel Jaringan

    1. Kabel Twisted Pair (shielded dan unshielded)

    Kabel twisted pair terdiri dari dua jenis, yaitu yang terbungkus ( shielded twisted pair / STP) dan yang tidak terbungkus (unshielded twisted pair / UTP). Karakteristik yang dimiliki kabel ini adalah :

    · Sepasang kabel yang di-twist, yang jumlah pasangannya dapat terdiri dari dua, empat atau lebih.

    · Kecepatan transfer data yang dapat dilayani sampai 10 Mbps.

    · Konektor yang biasa digunakan adalah RJ-11 atau RJ-45.

    · Digunakan dalam topologi star










    Shielded & Unshielded Twisted Pair

    2. Kabel Coaxial

    Kabel ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

    · Kecepatan transfer data maksimal 10 Mbps.

    · Coaxial sering digunakan untuk thick ethernet, thin ethernet, dan ARCnet.

    · Digunakan dalam topologi bus





    Coaxial Cable

    3. Kabel Fiber Optic

    Karakteristik kabel ini adalah :

    · Mahal

    · Kecepatan transfer data maksimal 155 Mbps.

    · Tidak dapat ditap ditengah

    Topologi Jaringan

    Topologi jaringan adalah bagaimana cara dan bentuk, baik secara fisik maupun logik, dalam hubungan antarkomputer

    Topologi

    1. Topologi Bus

    · Disebut juga Daisy Chain.

    · Paling banyak dipakai karena sederhana dalam instalasi.

    · Pada topologi bus, terdapat satu jalur umum yang berbentuk suatu garis lurus. Yang mana kemudian masing-masing node dihubungkan kedalam jalur garis tersebut.

    · Transmisi dari suatu workstation dapat menyebar dan menjalar ke workstation lainnya, ini disebabkan setiap workstation menggunakan media transmisi yang sama.

    · Dapat terjadi collision (dua paket data tercampur), karena sinyal mengalir dalam dua arah.

    · Problem terbesar : jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.

    · Meskipun ada percabangan media transmisi, tetapi tidak membentuk jalur tertutup (closed loop).

    · Berupa bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup oleh terminator dan terdapat node-node sepanjang kabel.

    · Instalasi mudah dilakukan.





    Topologi Bus

    2. Topologi Ring

    Karakteristik topologi ini sebagai berikut :

    · Dalam topologi ring, setiap node dihubungkan dengan node lain, sehingga membentuk lingkaran.

    · Karena sistem transmisinya menggunakan kabel yang saling menghubungkan beberapa workstation dengan file server dalam bentuk lingkaran tertutup, maka tipe ini memiliki kelemahan, yaitu apabila pada salah satu hubungan ada yang putus, maka keseluruhan hubungan terputus.





    Topologi Ring

    3. Topologi Star

    · Medium transmisi yang digunakan dalam tipe topologi ini, membentuk jalur tertutup (closed loop), dan setiap workstation mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file server, sehingga seluruh sistem tidak akan gagal bila ada salah satu kabel pada workstation yang terganggu.

    · Mudah dikembangkan, karena tiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung kecentral node.

    · Dapat digunakan kabel yang “lower grade”, karena hanya menghandle satu lalu lintas data, biasanya digunakan kabel UTP.Node-node tersambung langsung ke suatu node pusat (biasa berupa hub), sehingga mudah dikembangkan.

    · Keuntungannya dari topologi star adalah apabila satu kabel node terputus, node lainnya tidak terganggu.





    Topologi Star

    Arsitektur Jaringan

    1. Ethernet

    · Cara kerjanya memakai metoda CSMA/CD (Carrier Sence Multiple Access / Collision Detection). Bilamana suatu node akan mengirimkan data melewati jaringan, maka node tersebut akan mengecek terlebih dahulu apakah jaringan sedang mengirimkan paket data atau tidak. Jika node melihat jaringan sedang kosong (tidak mengirimkan paket data), maka node akan mengirimkan paket data. Jika ternyata ada paket data yang dipancarkan pada saat node juga sedang mengirimkan paket data, maka akan terjadi collision. Bila hal ini terjadi, maka node dan jaringan akan sama-sama berhenti mengirimkan paket data. Setelah berhenti, node dan jaringan akan menunggu dengan waktu yang random untuk mengirimkan paket data. Paket data yang mengalami collision akan dikirimkan kembali saat ada kesempatan.

    · Kecepatannya 10 Mbps dan menurun dengan semakin banyak node ang terpasang.

    · Dikembangkan oleh Xerox Corp. pada tahun 1970, dan menjadi populer pada tahun ’80 karena diterima sebagai standar IEEE 802.3

    · Bekerjad berdasarkan broadcast network, dimana setiap node menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh sebuah node.

    Implementasi Ethernet

    1. 10Base2 , karakteristiknya sebagai berikut :

    · menggunakan topologi bus (memakai terminator pada kedua ujung kabel)

    · menggunakan thin coax (RG-58)

    · maksimum panjang kabel per segmen 185 m

    · jarak terdekat antar node minimal 0,5 m

    · maksimum panjang keseluruhan dengan repeater adalah 925 m

    · kecepatan transfer maksimum 10 Mbps

    · baseband

    Menghubungkan PC dengan kabel RG-58

    Konfigurasi Jaringan 10Base2 dengan sebuah Repeater

    2. 10Base5 ,karakteristiknya sebagai berikut :

    · menggunakan topologi bus (memakai terminator pada kedua ujung kabel)

    · menggunakan thick coax (RG-8 atau RG-11)

    · maksimum panjang kabel per segmen 500 m

    · jarak terdekat antar node minimal 2,5 m

    · maksimum panjang keseluruhan dengan repeater adalah 2500 m

    · kecepatan transfer maksimum 10 Mbps

    · baseband

    Menghubungkan PC dengan Kable RG-8

    3. 10BaseT, karakteristiknya sebagai berikut :

    · menggunakan topologi star

    · mwnggunakan kabel UTP

    · maksimum panjang kabel per segmen 100 m

    · menggunakan hub sebagai node pusat

    · kecepatan transfer maksimum 10 Mbps

    · baseband

    Menghubungkan PC dengan 10BaseT

    Konfigurasi Jaringan 10BaseT

    4. 10BaseF, karakteristiknya sebagai berikut :

    · menggunakan kabel fiber optic

    · identik dengan 10BaseT dengan maksimum panjang kabel per segmen 2000 m

    5. 100BaseTX/FX (Fast Ethernet), karakteristiknya sebagai berikut :

    · menggunakan UTP ataupun fiber optik

    · kecepatan transfer maksimum 100 Mbps

    2. Token Ring

    · Untuk menghindari collision tidak menggunakan collision detection, tetapi menggnakan token passing scheme

    · Cara kerjanya memakai metoda token passing scheme. Dalam jaringan token ring, sebuah token bebas mengalir dalam jaringan itu. Jika suatu node ingin mengirimkan paket data, maka paket data yang akan dikirimkan ditempelkan pada token, kemudian token itu membawa paket data ke tujuan. Pada waktu token berisi data, node lain tidak dapat menggunakan token itu sampai token itu menyelesaikan tugasnya mengirimkan data. Bila paket data telah disampaikan ke tujuan, node pengguna tadi melepaskan token untuk dipakai oleh node yang lain.

    · Kecepatannya mulai dari 4 Mbps sampai dengan 16 Mbps.

    · Berdasarkan standar IEEE 802.5 yang dikembangkan oleh IBM.

    3. ARCnet

    · Prinsip kerjanya menggunakan token passing scheme dan broadcast.

    · Kecepatannya mulai dari 2.5 Mbps sampai dengan 20 Mbps.

    · menggunakan kabel coaxial RG-62.

    · biasa menggunakan topologi star.

    · Dikembangkan oleh DataPoint pada tahun 70-an, dan dipopulerkan oleh Standard Microsystem.

    · Card network ARC-net lebih murah daripada card ethernet.

    · Tidak dapat bekerja pada satu bus, sehingga jarang digunakan pada internetworking UNIX-DOS

    4. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

    · menggunakan kabel fiber optik.

    · bekerja berdasarkan dua ring koncentris, dengan kecepatan masing-masing 100 Mbps.

    · Salah satu ring dapat berfungsi sebagai back-up bila salah satu ring atau node putus.

    · Bisa mencapai 1000 node

    · Bukan merupakan standar IEEE

    · Tidak kompatibel dengan ethernet, namun ethernet dapat dienkapsulasi dalam paket FDDI

    Protokol Jaringan

    Protokol jaringan adalah suatu cara komunikasi antarkomputer sehingga dapat saling bertukar informasi dengan benar. Terdapat dua bagian protokol dalam jaringan, yaitu protokol penghubung antar peralatan jaringan yang mengatur bentuk dan jenis data yang dikirim, menentukan besaran listrik yang digunakan, jenis kabel dalam proses transmisi data, dll. ,dan protokol kedua adalah protokol dari sistem operasi yang digunakan, seperti Netware yang menggunakan IPX/SPX, Microsoft dengan NetBEUI, protokol standar Internet yang memakai TCP/IP, dll.

    Jenis-jenis protokol :

    1. BOOTP (Bootstrap Protocol)

    BOOTP adalah protocol yang bertindak sebagai pengguna komputer untuk mengkonfigurasi secara otomatis ( untuk menerima IP address ) dan booting sistem operasi atau komputer difungsikan tanpa keterlibatan pengguna.

    BOOTP server, dimanage oleh admministrator jaringan, secara otomatis memberi penugasan IP address dari kumpulan address untuk durasi waktu tertentu.

    BOOTP ialah dasar dari protokol administrasi jaringan yang lebih lanjut, DHCP.

    2. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

    DHCP adalah protocol yang bekerja seperti administrator jaringan yang mengatur secara terpusat dan membuat otomatis penggunaan dari IP address di dalam jaringan suatu organisasi. Setiap komputer yang terhubung ke internet harus mempunyai IP address yang unik. Tanpa DHCP, IP address tersebut harus diberikan secara manual pada setiap komputer, dan bila komputer tersebut sering berpindah tempat, maka kita harus mengetikkan IP address tersebut berkali-kali. Bila kita menggunakan DHCP, maka DHCP akan bekerja sebagai administrator jaringan untuk mengawasi dan mendistribusikan IP address dari server dan secara otomatis mengirimkan IP address baru ketika sebuah komputer dihubungkan pada tempat yang berbeda dalam suatu jaringan.

    DHCP menggunakan konsep "pinjam" atau sejumlah waktu yang mengijinkan pemakaian IP address pada komputer. Waktu pinjaman ini bervariasi dari berapa lama pengguna membutuhkan koneksi ke internet pada lokasi tertentu. Hal ini berguna pada bidan pendidikan dan lingkungan lainnya di mana sering terjadi pergantian pengguna. Menggunakan waktu pinjam yang sebentar, DHCP dapat mengkonfigurasi ulang jaringan di mana pada daerah tersebut, ada lebih banyak komputer daripada IP address yang tersedia.

    3. TCP (Transmission Control Protocol)

    TCP (Transmission Control Protocol) ialah suatu metode yang digunakan bersamaan dengan Internet Protocol (IP) untuk mengirim data dalam bentuk unit pesan antara komputer dalam internet. Selama IP menjaga penanganan lalu lintas data secara nyata, TCP menjaga lintasan dari unit data persatuan ( disebut paket ) yang merupakan pecahan dari pesan sehingga mengefisienkan proses routing dalam internet.

    Sebagai contoh, ketika file HTML dikirimkan dari Web server, TCP program layer merupakan tempat dimana server memecah file menadi satu atau lebih paket, dan mengirimkan mereka persatuan paket ke IP program layer. Walaupun setiap paket mempunyai tujuan IP address yang sama, paket tersebut mungkin diroutingkan melalui lintasan yang berbeda padahal melalui jaringan yang sama. Lalu pada program client dalam komputer penerima, TCP menyusun kembali paket tersebut dan mengirimkan ke komputer pengguna sebagai satu kesatuan paket yaitu file.

    4. IP (Internet Protocol)

    Internet Protocol ialah metode atau protokol yang mana data dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam internet. Setiap komputer ( disebut juga host ) dalam internet sekurang-kurangnya memiliki satu alamat yang unik, tidak ada yang menyamainya dalam dunia Iintenet. Ketika kamu mengirim atau menerima data, sebuah pesan ( data ) dipecah menjadi bagian kecil, yang disebut paket. Setiap paket terkandung baik alamat internet pengirim maupun penerimanya. Setiap paket pada awalnya dikirim kepada komputer gateway, yang membaca alamat tujuan yang lalu mengirimkan ke internet, yang mana lalu diterima oleh gateway tujuan, yang mana gateway tersebut mengirimkan paket tersebut ke komputer tujuan.

    5. TCP/IP

    TCP/IP adalah sekumpulan protokol komunikasi yang secara luas dipakai dalam komunitas global jaringan komputer. TCP dan IP merupakan dua protokol terpenting dalam TCP/IP disamping protokol-protokol lainnya, sehingga disebut demikian.

    Fitur-fitur TCP/IP :

    · Open protocol standard.

    Tersedia secara luas, tidak bergantung kepada hardware dan operating system. Ideal untuk menyatukan mesin-mesin dengan perangkat yang berbeda, meskipun tuidak terhubung keinternet.

    · Hardware independent

    Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu, sehingga cocok untuk menyatukan bermacam-macam tipe network, misalnya : Ethernet, Token Ring, X.25 dll…

    · Pengalamatan bersama

    Memungkinkan untuk mengidentifikasi secara unik device yang satu dengan lainnya dalam seluruh jaringan, sekalipun sebesar worldwide Internet.

    · Protokol level tertinggi

    Menyediakan servis user yang luas.

    Sejarah TCP/IP

    Tahun 1969, DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) mendanai riset dan pembuatan jaringan paket yang bernama ARPANET. Karena dinilai sukses, maka banyak organisasi-organisasi lain yang menggabungkan diri dengannya. Karena tidak mampu lagi menampung jumlah jaringan yang bersandar padanya, maka perlu dibuat suatu protokol komunikasi yang lebih umum, yaitu TCP/IP. Selain itu dibentuk pula usaha untuk mengimplementasikan protokol ini dengan BSD UNIX. Hal ini dilakukan untuk memudahkan konversi. Dari hal tersebut pula mulai dikenalnya secara populer terminologi internet.

    Model komunikasi data

    Ketika membicarakan jaringan komputer sebaiknya kita memiliki sesuatu yang menjadi acuan bersama / referensi. Meskipun penjelasan dan contoh dapat membuat arti dari suatu jargon networking menjadi lebih nyata, namun untuk beberapa istilah tetap membingungklan. Sebuah model arsitektural yang dibuat oleh ISO (international Standart Organization) sering digunakan untuk menerangkan mengenai struktur dan fungsi protokol komunikasi data. Model arsitektural ini dikenal sebagai OSI (Open System Interconnect) Reference Model, dan menyediakan suatu reference bersama dalam mendiskusikan komunikasi. Istilah-istilahj yang didefinisikan oleh model ini dapat dimengerti dengan baik dan secara luas digunakan dalam komunitas komunikasi data, dan kenyataannya memang sukar untuk mendiskusikan komunikasi data terlepas dari terminologi OSI.

    Model refernsi OSI sendiri terdiri dari 7 layer yang mendefinisikan fungsi protokol komunikasi data . Setiap layer merepresentasikan sebuah fungsi yang dilakukan ketika data ditransfer antara aplikasi yang sesuai lintas jaringan yang dimasuki.

    Arsitektur TCP/IP

    Protokol TCP/IP sendiri terdiri dari 4layer (lapisan), yaitu :

    1. Application Layer

    Merupakan interface antara aplikasi dan network. Ada banyak protokol yang menyusunnya antara lain adalah Telnet, fungsinya untuk remote login lewat jaringan.

    FTP (File Transfer Protocol), fungsinya untuk transfer file secara interaktif.

    SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), fungsinya untuk transfer e-mail.

    2. Transport Layer

    Menyediakan session komunikasi antar komputer. Terdiri dari dua macam protokol yang akan dibahas dibawah ini :

    UDP (User Datagram Protocol), untuk transport protokol yang connectionless.

    TCP (Transport Control Protocol), adalah transport protokol yang connection oriented, yang menyediakan pelayanan pengiriman data yang reliable dengan deteksi dan koreksi kesalahan end-to-end.

    3. Internet Layer

    Lapisan ini terdiri dari 4 internet protocol, yaitu :

    IP (Internet Protocol), fungsinya untuk pengalamatan dan me-route data antara host dan network.

    Datagram, merupakan unit transmisi elementer dalam jaringan TCP/IP.

    ARP, fungsinya untuk menterjemahkan alamt IP menjadi alamat hardware.

    ICMP, fungsinya untuk mengirim pesan dan menerima laporan kesalahan.

    4. Network Access Layer

    Layer ini berfungsi untuk mengirim dan menerima paket yang ditransmisikan dalam jaringan. Jika dibandingkan dengan OSI layer, layer ini mencakup tiga layer terbawah pada model tersebut, yaitu : Network, Datalink, dan Physical layer.

    6. IPv6 (Internet Protocol Version 6)

    IPv6 ialah tingkat terakhit dari Internet Protocol dan sekarang dimasukkan sebagai bagian dari fasilitas dari IP untuk mendukung berbagai produk temasuk sistem operasi komputer utama. IPv6 disebut juga sebagai Ipng (IP Next Generation). Umumnya IPv6 terdiri dari kumpulan Internet Engineering Task Force (IETF). IPv6 didesain sebagai satu pengembangan lebih lanjut dari IPv4.

    Hal yang paling spektakuler terjadi ialah IPv6 melewati IPv4 yaitu IP address panjangnya dari 32 bit hingga 128 bit. Perluasan ini unutk mengantisipasi perkembangan teknologi internet dan komputer.

    7. IPX (Internetwork Packet Exchange)

    IPX adalah protocol jaringan dari Novell yang menghubungkan antara Novell's Netware client dan server. IPX termasuk datagram atau protokol paket. IPX bekerja pada layer jaringan dari protokol komunikasi dan termasuk connectionless.

    Penerimaan dari paket tersebut dikendalikan oleh protokol lainnya dari Novell yaitu SPX (Sequenced Packet Exchange).

    8. SPX (Sequenced Packet Exchange)

    SPX adalah protokol yang mengatur penerimaan packet sequencing dalam jaringan Novell Netware. SPX menyiapkan paket sequence yang tadinya merupakan informasi yang dipecah dan mengatur penyusunan kembali paket yang telah diterima, mengkonfirmasikan bahwa semua paket telah diterma dan mentransmisikan permintaan jika mereka belum mengirimkannya kembali. SPX bekerja secara langsung dengan IPX.

    9. NetBIOS (Network Basic Input/Output System)

    NetBIOS adalah program yang mengizinkan aplikasi pada komputer yagn berbeda untuk berkomunikasi dalam LAN. Diciptakan oleh IBM untuk jaringan PC pada awalnya, lalu diadopsi oleh Microsoft, dan telah menjadi standart industri jaringan komputer. NetBIOS digunakan pada jaringan Ethernet, token ring, dan Windows NT. NetBIOS tidak mendukung mekanisme routing sehingga aplikasi yang berkomunikasi pada Wide Area Network (WAN) harus menggunakan mekanisme transport yang lain ( contohnya TCP ).

    NetBIOS membebaskan aplikasi dari yang harusnya mengerti mengenai jaringan, meliputi perbaikan kerusakan ( pada mode session ). Permintaan akan NetBIOS terjadi pada bentuk Network Control Block (NCB), yang mana diantara hal-hal lainnya, yaitu menspesifikasi lokasi pesan dan nama tujuannya.

    NetBIOS menyediakan jasa session dan transport seperti yang telah dijelaskan dalam Open Systems Interconnection (OSI). Tetapi, ia tidak menyediakan standar frame atau format data untuk transmisi. Standar frame tersebut telah disediakan oleh NetBEUI.

    10.NetBEUI (NetBIOS Extended User Interface)

    NetBEUI ialah versi terbaru dari NetBIOS, sutau program yang mengatur komunikasi komputer pada LAN. NetBEUI merestrukturisasi frame format (informasi dalam transmisi data) yang sebelumnya tidak diatur oleh NetBIOS. NetBEUI dikembangkan oleh IBM untuk produk dari pengaturan LAN (manager) dan telah diadopsi oleh Microsoft untuk produknya yaitu Windows NT, LAN Manager, dan Windows for Workgroups. Hewlett-Packard dan DEC juga telah melakukan hal yang sama untuk produk mereka.

    NetBEUI memiliki performansi yang terbaik untuk komunikasi antar komputer dalam suatu LAN. Karena, seperti NetBIOS, ia tidak mendukung routing dari pesan-pesan ke jaringan lain, konfigurasi antar mukanya harus diadaptasikan dari protokol seperti IPX atau TCP/IP. Kita harus menginstall baik NetBEUI dan TCP/IP pada setiap komputer dan mengeset servernya untuk menggunakan NetBEUI untuk komunikasi dalam LAN dan TCP/IP untuk komunikasi di luar LAN.

    11.NetWare

    NetWare, dibuat oleh Novell, adalah sistem operasi server untuk jaringan komputer yang paling banyak digunakan. Novell telah mendesain ulang ( menambah fasilitas ) pada NetWare utnuk bekerja secara sukses sebagai bagian dari jaringan yang lebih besar dan lebih heterogen, termasuk internet. Pesaing utama NetWare.

    Device Penghubung Jaringan

    1. Repeater

    Fungsi utama dari repeater ialah menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen (satu atau lebih) kabel LAN yang lain. Repeater beroperasi pada Physical Layer dalam model jaringan OSI.

    Skema Repeater

    2. Bridge

    Sebuah bridge juga meneruskan paket dari satu segmen LAN ke segmen lain, tetapi bridge lebih fleksibel dan lebih cerdas daripada repeater. Bridge menghubungkan segmen-segmen LAN di DataLink layer pada model OSI. Beberapa bridge mempelajari alamat Link setiap device yang terhubung dengannya pada tingkat Data Link dan dapat mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut. Semua LAN yang terhubung dengan bridge dianggap sebagai satu subnetwork dan alamat Data Link setiap device haruslah unik

    Bridge dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi berbeda dan atau medium access control yang berbeda. Misalkan, bridge dapat menghubungkan Etehrnet baseband dengan Ethernet broadband, bridge mungkin juga menghubungkan LAN Ethernet dengan LAN token ring, untuk fungsi ini, bridge harus mampu mengatasi perbedaan format paket setiap Data Link.

    Bridge mampu memisahkan sebagian trafik karena mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame. Mekanisme yang digunakan di bridge ini umumnya disebut sebagai store dan forward sebab frame yang disimpan sementara si bridge dan kemudian di-forward ke workstation di LAN lain. Walaupun demikian, broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh bridge.

    3. Router

    Router memberikan kemampuan melalukan paket dari satus sistem ke sistem lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router bekerja pada lapisan Network pada model OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge dan dapat digunakan pada internetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi sekalipun. Router yang saling terhubung dalam internetwork turut serta dalam sebuah algoritma terdistribusi untuk menentukan jalur optimum yang dialui paket yang harus lewat dari satu sistem ke sistem lain. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN (dan extended LAN) sehingga trafik yang dibangkitkan oleh sebuah LAN terisolasikan dengan baik dari traifik yang dibangkitkan oleh LAN lain dalam internetwork. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai sebuah internetwork yang berbeda. Mirip dengan bridge, router dapat menghubungkan data link yang berbeda. Seperti contoh, router dapat menghubungkan dua LAN yang berbeda atau untuk menghubungkan data link LAN dengan data link WAN.

    Skema Router

    4. Switch

    Peralatan switch ini didisain dengan tujuan yang berbeda dengan repeater, bridge dan routing. Jika perangkat jaringa yang terhubung dalam LAN menjadi terlalu banyak maka kebutuhan transmisi menigkat melebihi kapasitas yan gmampu dilayani oleh medium komunikasi jaringan. Salah satu ide penggunaan router adalah mengisolasikan group fisik jaringan dengan yang lain. Penggunaan router cocok pada sistem internetwork dengan kelompok-kelompok kerja yang terletak pada lokasi yang lebih kecil. Lalu lintas data dalam jaringan kelompok-kelompok kerja ini tentu lebih besar dibandingkan dengan lalu lintas antar kelompok kerja. Perangkat network dapat dihubungkan ke medium transmisi yang sesuai atau denga menggunakan hub yang mengimplementasikan fasilitas switching, seperti module assignment hub, bank assingment hub, dan poet assignment hub.

    5. Converter

    Converter dapat dianggap sebagai tipe device yang berbeda daripada repeater, bridge, router, atau switch dan dapat digunakan bersama. Converter (kadang disebut gateway) memungkinkan sebuah aplikasi yang berjalan pada sistem lain bejalan di atas arsitektur network berbeda dengan sistem tersebut. Converter bekerja pada lapisan Application pada model OSI dan bertugas melalukan paket antar jarigna dengan protokol yang berbeda sehingga perbedaan tersebut tidak tampak pada lapisan aplikasi.

    Disamping menggunakan converter, metode lain untuk menghubungkan jaringan dengan arsitektur berbeda adalah dengan tunelling. Metode ini membungkus paket termasuk protokol-nya yang akan dilewatkan pada protokol lain. Pembungkusan ini dilakukan dengan menambahkan header protokol pada paket yang akan dilewarkan. Metode ini dapat dilihat sebagai sebuah arsitektur jaringan yang berjalan diatas arsitektur jaringan yang lain. Perangkat tempat terjadinya proses tunnelling ini disebut sebagai portal

    Tutorial Blog

    Game RIP 3D

    Tips dan Trik

    Makalah dan Sumber

    Entri Populer

    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons